FAKTABET – Luka Modric memulai perjalanannya di Santiago Bernabeu dengan penuh harapan dan tekanan. Dikenalkan sebagai rekrutan baru Real Madrid setelah pindah dari Tottenham, ia mengenakan seragam putih ikonik Los Blancos, memulai babak baru dalam kariernya yang penuh tantangan.
Luka Modric yang awalnya diragukan dalam kariernya di Real Madrid, kini membuktikan dirinya sebagai salah satu legenda klub.
Saat bergabung dengan Madrid, Modric datang dengan reputasi besar. Setelah tampil luar biasa di Euro 2008 dan mengantar Tottenham kembali ke Liga Champions, banyak yang menganggapnya sebagai gelandang siap menghadapi ujian terbesar. Pada saat itu, usianya baru 26 tahun. Tottenham sempat menolak tawaran Chelsea, tetapi akhirnya melepas Modric ke Spanyol dengan biaya sekitar £30 juta (sekitar Rp570 miliar).
Florentino Perez dan Jose Mourinho menyambutnya sebagai bagian dari proyek besar Madrid. “Modric memiliki visi yang jelas, teknik luar biasa, pengambilan keputusan cepat, dan pemahaman posisi yang hebat,” ungkap Mourinho saat itu. Madrid sedang bersiap untuk menguasai segalanya.
⚡ Awal yang Sulit: Tekanan Besar di Madrid
Namun, tidak ada yang mudah di Real Madrid. Musim pertama Modric di bawah asuhan Mourinho penuh ketegangan. Meski membantu Madrid mengalahkan Barcelona di Supercopa de Espana, performa tim di La Liga kurang meyakinkan. Dalam empat pertandingan pertama, Madrid hanya meraih empat poin. Mereka tertinggal 18 poin dari Barcelona di akhir musim.
Di tengah krisis performa, Modric belum menemukan ritme permainan. Dengan datangnya terlambat dan tanpa pramusim, serta perannya sebagai gelandang serang, ia kesulitan untuk memberikan kontribusi yang maksimal. Assist dan gol yang minim membuatnya semakin kesulitan menemukan tempat di skema permainan.
🔄 Titik Balik: Menemukan Ritme di Bernabeu
Segalanya mulai berubah saat semifinal Liga Champions melawan Borussia Dortmund. Di leg pertama, Madrid kalah telak 1-4. Namun, di leg kedua di Bernabeu, pelatih menempatkan Modric lebih dalam dan memadukannya dengan Xabi Alonso. Ia tampil lebih tenang, mengatur tempo permainan, dan menyelesaikan 70 umpan—dua kali lipat dari leg pertama. Madrid menang 2-0, namun gagal melaju ke final.
Di sinilah publik Bernabeu mulai menyadari bahwa Modric bukanlah pencetak gol, melainkan pengatur irama permainan. Seperti seorang komposer, bukan solois. Sejak saat itu, posisi dan kontribusinya semakin dihargai.
🏆 Pengakuan dan Keabadian di Bernabeu
Tahun demi tahun, Modric semakin mengukir namanya di Real Madrid. Dengan kedatangan Carlo Ancelotti dan formasi 4-3-3 yang fleksibel, ia membentuk trio lini tengah legendaris bersama Toni Kroos dan Casemiro. Modric diberi ruang lebih luas untuk menjadi pengatur permainan sejati.
Luka Modric meraih enam gelar Liga Champions, empat La Liga, lima Piala Dunia Antarklub, serta Ballon d’Or 2018, yang mengukuhkan posisinya sebagai salah satu gelandang terbaik dunia.
⚽ Akhir yang Mengharukan: Perpisahan di Bernabeu
Pada 22 Mei 2025, Real Madrid mengumumkan bahwa Modric akan meninggalkan klub setelah 13 tahun mengabdi. Ia akan mengakhiri kariernya di Madrid dengan mengikuti Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat.
Dua hari setelah pengumuman itu, ia menjalani laga kandang terakhir di Bernabeu melawan Real Sociedad. Dalam suasana yang penuh emosi, Modric menerima penghormatan dari rekan setim dan lawan, serta mendapatkan guard of honour sebelum peluit akhir berbunyi. Ia berdiri di tengah lapangan sebagai legenda yang dihormati, bukan lagi sebagai pemain yang diragukan.